Dalam dunia psikologi modern, istilah “Fictophilia” menjadi sorotan sebagai fenomena yang semakin diperhatikan. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam untuk memahami apa sebenarnya Fictophilia, mengidentifikasi penyebabnya, merinci gejala yang mungkin muncul, dan memberikan panduan praktis dalam mengatasi kondisi ini. Dan mencari tahu apakah para “wibu” ini termasuk kondisi dari Fictophilia?
Apa itu Fictophilia?
Fictophilia dapat didefinisikan sebagai kecenderungan atau ketertarikan emosional yang kuat terhadap karakter atau cerita fiksi, baik itu dalam bentuk buku, film, atau media lainnya. Seorang individu yang mengalami Fictophilia mungkin merasakan ikatan emosional yang mendalam dengan karakter atau situasi yang tidak nyata. Sebenarnya, mengagumi atau menyukai karakter fiksi merupakan hal yang normal. Namun, menjadi hal yang tidak normal jika kamu sampai berimajinasi dan mengalami ketertarikan dari segi seksual.
Penyebab Fictophilia
Penyebab Fictophilia dapat bervariasi dan kompleks, melibatkan faktor-faktor psikologis, sosial, dan bahkan genetik. Beberapa penyebab umum melibatkan kurangnya koneksi emosional dalam kehidupan nyata, kebutuhan akan pelarian dari realitas, atau bahkan faktor genetik yang mempengaruhi respons terhadap narasi emosional.
Gejala Fictophilia
Fictophilia adalah kondisi yang bisa juga disebut dengan kecanduan atau fetish terhadap karakter fiksi yang berasal dari karakter anime, buku, pahlawan game online, dan lain sebagainya. Orang yang mengalami fictophilia dikenal dengan sebutan “fictophiles”. Mereka akan mengalami beberapa tanda dan gejala berupa:
- Keterlibatan Emosional yang Mendalam
Individu dengan Fictophilia seringkali mengalami keterlibatan emosional yang intens terhadap karakter fiksi.
- Ketidaknyamanan dalam Hubungan Nyata
Kesulitan membina hubungan interpersonal dalam kehidupan nyata dapat menjadi gejala Fictophilia.
- Ketergantungan pada Dunia Fiksi
Menghabiskan sebagian besar waktu untuk terlibat dalam media fiksi daripada berpartisipasi dalam kehidupan nyata.
Dan juga Ada beberapa gejala umum lainnya seperti :
- Mengetahui semua informasinya
Selanjutnya, kamu akan mencari tahu sampai mengetahui semua informasi tentang karakter fiksi, bahkan detail yang terkecil sekalipun. Misalnya tentang sejarahnya, latar belakang keluarga, pakaian, kesukaan, sifat, dan suaranya.
- Galeri ponsel penuh dengan fotonya
Pengidap fictophilia umumnya akan menyimpan semua foto-fotonya dalam ponsel, bahkan semua video-videonya. Kamu juga akan menggunakan foto-foto tersebut sebagai profile picture semua sosial media yang kamu miliki.
- Selalu berbicara tentang karakter fiksi
Pengidap fictophilia juga selalu membicarakan karakter fiksi yang mereka sukai, meskipun temannya tidak bisa memahaminya. Fictophiles selalu ingin membicarakannya dan tidak ingin menghentikan topik tersebut.
- Selalu memikirkannya
Karena terlalu banyak memikirkan, karakter fiksi ini bisa saja terbawa dalam mimpi seolah-olah sedang menjalin hubungan romantis denganmu. Saat bangun tidur, hal pertama yang kamu pikirkan adalah wajahnya.
Cara Mengatasi Fictophilia
- Refleksi Diri dan Kesadaran
Mulailah dengan merenung tentang alasan di balik keterlibatan emosional yang kuat dengan dunia fiksi dan cari pemahaman tentang kebutuhan yang mungkin tidak terpenuhi dalam kehidupan nyata.
- Koneksi Sosial Nyata
Tingkatkan hubungan interpersonal dalam kehidupan nyata untuk mengurangi ketergantungan pada dunia fiksi.
- Batas Waktu dalam Konsumsi Media Fiksi
Tetapkan batas waktu untuk terlibat dalam media fiksi dan alokasikan waktu untuk kegiatan sosial dan produktif.
Lalu Apakah para wibu termasuk Fictophilia?
Tidak seluruh penggemar budaya pop Jepang, atau yang dikenal sebagai “wibu,” dapat secara otomatis dianggap sebagai orang yang mengalami Fictophilia. Walaupun wibu cenderung memiliki minat dan antusiasme yang tinggi terhadap media Jepang seperti anime, manga, dan light novel, kecintaan ini tidak selalu mengindikasikan tingkat keterlibatan emosional yang mendalam atau kecenderungan terhadap hubungan fiksi yang lebih kuat daripada kehidupan nyata.
Fictophilia lebih mengacu pada keterlibatan emosional yang intens terhadap karakter atau cerita fiksi, terlepas dari asal usul budaya media tersebut. Beberapa wibu mungkin menikmati karya-karya fiksi tanpa mengalami keterlibatan emosional yang berlebihan atau mengalami kesulitan dalam berinteraksi dalam kehidupan nyata. Namun, seperti dalam setiap kelompok pecinta media, individual dapat memiliki tingkat keterlibatan yang berbeda-beda terhadap dunia fiksi.
lalu kenapa ada yang namanya “waifu” dari para wibu, apa itu?
Istilah “waifu” berasal dari bahasa Inggris “wife” (istri) yang diucapkan dengan aksen Jepang, dan digunakan dalam budaya wibu untuk merujuk pada karakter perempuan fiksi dari anime, manga, atau permainan video yang dianggap sebagai “istri” atau karakter yang dicintai oleh penggemar. Penggunaan istilah ini mencerminkan keterlibatan emosional dan ketertarikan yang mendalam terhadap karakter fiksi tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa konsep “waifu” biasanya tidak dianggap sebagai hubungan romantis nyata, melainkan sebagai ekspresi dari rasa kagum atau cinta terhadap karakter fiksi. Penggemar menggunakan istilah ini secara humoris atau akrab untuk menyatakan affeksinya terhadap karakter favorit mereka. “Waifu” juga memiliki versi pria yang disebut “husbando,” yang merujuk pada karakter laki-laki favorit.
Meskipun sebagian besar penggunaan istilah ini bersifat hiburan dan tidak serius, beberapa individu mungkin mengembangkan keterlibatan emosional yang lebih mendalam dengan karakter tersebut. Ini dapat mencerminkan sejumlah faktor, termasuk kebutuhan untuk koneksi emosional atau keinginan untuk melarikan diri dari realitas.
Sebaiknya diingat bahwa penggunaan istilah “waifu” sebagian besar bersifat hiburan dan tidak dapat dianggap sebagai bentuk keterlibatan emosional yang ekstrem atau berlebihan dalam konteks Fictophilia.
Fictophilia, meskipun tidak secara resmi diakui sebagai gangguan mental, dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Penting untuk memahami penyebabnya, mengidentifikasi gejalanya, dan mengambil langkah-langkah positif untuk mengatasi kondisi ini. Dengan kesadaran diri dan tindakan yang tepat, individu yang mengalami Fictophilia dapat menemukan keseimbangan yang sehat antara dunia fiksi dan kehidupan nyata.
Untuk mendapatkan bantuan menangani masalah kesehatan mental silahkan hubungi HelpLine : 085829293939, Atau buat janji temu di Smart Talent Psychology Art Center dengan klik link berikut : https://wa.link/vh0phf