Sifat perfeksionis sering kali dianggap sebagai pencarian kesempurnaan yang tak berkesudahan. Meskipun terdengar positif, namun seringkali perlu diperhatikan bahaya yang terkandung di dalamnya. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang bahaya yang dapat timbul akibat sifat perfeksionis dan bagaimana kita dapat mengatasinya.
Pengertian Perfeksionis
Orang dengan kepribadian perfeksionis ingin segala sesuatu berjalan dan tampil dengan sempurna. Namun, ada berbagai bahaya yang mengintai di balik sifat perfeksionis, mulai dari depresi hingga gangguan kesehatan tubuh.
Perfeksionis adalah orang yang selalu berusaha tampil sempurna dengan menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk diri sendiri dan atau orang lain, yang sering kali disertai dengan kritik berlebihan terhadap diri sendiri juga orang lain.
Jenis – Jenis Perfeksionis
Kepribadian perfeksionis terdiri dari 2 jenis. Jenis-jenis perfeksionis diantaranya yaitu:
- Perfeksionis adaptif
Perfeksionis jenis ini tergolong sehat dan terarah. Perfeksionis adaptif memiliki standar tinggi untuk diri sendiri maupun orang lain. Mereka cenderung sangat teliti dan gigih dalam menghadapi kesulitan. Mereka juga tidak bereaksi berlebihan saat menemui kegagalan atau ketika tidak semua tujuannya terpenuhi.
- Perfeksionis maladaptif
Perfeksionis jenis ini tergolong berlebihan dan tidak sehat. Sifat perfeksionis tipe ini cenderung memiliki ciri-ciri seperti di bawah ini:
- Takut terhadap penolakan
- Merasa tidak yakin dengan diri sendiri
- Tidak yakin apakah upaya yang dilakukannya sudah tepat
- Terlalu sibuk dan fokus memikirkan kesalahan yang dilakukan sebelumnya
- Takut akan melakukan kesalahan yang baru
- Terlalu memikirkan harapan tinggi orang lain terhadapnya
- Membandingkan diri sendiri dengan orang lain
Perfeksionis maladaptif dikatakan tidak sehat karena cenderung menimbulkan reaksi yang berlebihan, bisa menyebabkan stres, dan berujung depresi.
Bahaya Perfeksionis
Dibalik dorongan untuk mencapai kesempurnaan, perfeksionisme dapat menjadi bumerang bagi kesejahteraan mental dan fisik seseorang. Dari kecemasan yang berlebihan hingga ketidakmampuan untuk merayakan prestasi, pemahaman akan risiko ini menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan dalam hidup. Terlalu ingin sempurna dapat menimbulkan berbagai masalah, baik fisik mau mental. Beberapa bahaya perfeksionis antara lain:
- Tidak menikmati hidup
Bahaya perfeksionis yang pertama adalah membuat penderitanya tidak bisa menikmati hidup. Mereka selalu mengkhawatirkan atau mengkritik apa saja yang terjadi di sekitar mereka. Mereka juga resah akan masa depan atau menyesali sesuatu yang telah terjadi pada hari ini.
- Muncul gangguan kesehatan
Mengalami gangguan kesehatan juga menjadi bahaya perfeksionis. Orang dengan kepribadian perfeksionis bisa mengalami gangguan kesehatan, seperti ganguan makan anoreksia nervosa, demi mempertahankan pola makan yang sempurna dan tubuh yang ideal.
- Hubungan dengan orang lain terganggu
Orang dengan kepribadian perfeksionis akan menilai orang lain sama seperti menilai diri sendiri. Bahaya perfeksionis yang mempunyai harapan terlalu tinggi pada teman, keluarga, pasangan, atau rekan kerja bisa menambah stres dan mengganggu hubungan sehari-hari.
- Produktivitas menurun
Menunda-nunda pekerjaan (procastination) hingga produktivitas kerja menurun juga bisa menjadi bahaya perfeksionis. Orang dengan kepribadian perfeksionis bisa terlalu banyak memikirkan cara agar pekerjaannya bisa selesai dengan sempurna hingga dia tidak fokus dalam bekerja.
Cara Mengatasi Perfeksionisme
Untuk mengatasi bahaya perfeksionisme, kita perlu melibatkan langkah-langkah praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami akar masalah dan menerapkan strategi yang tepat, seseorang dapat mengurangi dampak negatif sifat perfeksionis dan membangun kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna. Tidak mudah mengubah diri seseorang yang memiliki sifat perfeksionis. Jika Anda ingin mengendalikannya, Anda dapat memulainya dengan mencoba beberapa langkah berikut ini:
- Kurangi memandang rendah diri sendiri.
- Menerima dan mencintai diri sendiri apa adanya.
- Menjalin komunikasi yang baik dengan orang-orang terdekat.
- Cobalah untuk menetapkan tujuan yang lebih realistis dan dapat dicapai, serta fokuslah pada satu tugas dalam satu waktu.
- Jangan berharap terlalu tinggi dan cobalah untuk menerima orang lain apa adanya. Sadarilah bahwa tiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, serta dapat membuat kesalahan.
- Usahakan agar jangan sampai kelelahan, dan sebisa mungkin hindari perasaan kesepian, marah, atau lapar. Orang dengan perfeksionisme akan merasa lebih cemas dan gelisah dalam kondisi-kondisi tersebut.
Apabila seorang perfeksionis sudah merasa benar-benar tidak bahagia, bahkan mengalami depresi, maka ia perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut dari psikiater.
Dengan mendalamnya pemahaman terhadap bahaya perfeksionisme dan penerapan langkah-langkah praktis, artikel ini bertujuan untuk membimbing pembaca menuju perjalanan pengembangan diri yang sehat dan berkelanjutan.
Untuk mendapatkan bantuan menangani masalah Perfeksionis dan kesehatan mental lainnya silahkan hubungi HelpLine : 085829293939, Atau buat janji temu di Smart Talent Psychology Art Center dengan klik link berikut : https://wa.link/vh0phf