Ada faktor-faktor umum dalam situasi keluarga yang dapat memberi pengaruh yang positif atau pengaruh yang negatif terhadap perkembangan psikis seorang individu, salah satunya adalah faktor keutuhan keluarga. Sebuah keluarga bisa dikatakan bahagia jika seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai dengan berkurangnya atau tidak ada ketegangan, kekecewaan, perdebatan dalam suatu keluarga.
Keutuhan keluarga adalah keutuhan dalam struktur keluarga, yaitu bahwa di dalam keluarga itu ada ayah, ibu, dan anak-anak. Apabila tidak ada ayah atau ibu, atau kedua-duanya tidak ada atau selalu ada konflik, maka struktur keluarga itu tidak utuh lagi. Keadaan keluarga yang tidak utuh akan berdampak pada kondisi psikologis anak atau sering disebut anak broken home.
Istilah anak broken home diartikan sebagai anak-anak dengan keluarga yang berantakan tidak harmonis atau orang tuanya bercerai. Kondisi ini dapat berdampak serius terhadap kondisi psikologis anak. Akibatnya mereka mengalami gangguan emosional atau neurotik, seperti mengisolasikan diri dari teman-temannya, merasa kesepian karena merasa tidak diperhatikan lagi, merasa tidak percaya diri, mereka kurang membangun interaksi sosial dengan orang lain serta punya harapan hidup yang rendah. Tempat perkembangan awal bagi seorang anak sejak saat kelahirannya hingga proses perkembangan jasmani dan rohani di masa mendatang adalah keluarga. Mereka membutuhkan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman untuk berlindung pada orangtuanya untuk mencapai perkembangannya.
Pertengkaran orangtua menyebabkan anak menjadi sedih, kesal, malu, kecewa, tidak nyaman, hubungan orang tua berjarak menyebabkan anak merasa marah atau sedih, keluarga jarang berkumpul dan beraktivitas bersama menyebabkan anak tidak merasakan kedekatan emosional.
Masalah Yang Terjadi Pada Psikologis Anak Akibat Pertengkaran Orangtua
Penelitian mengungkapkan bahwa pertengkaran orangtua dapat menimbulkan konsekuensi serius pada kondisi psikologis anak, hingga menyebabkan anak menjadi broken home. Pecahnya struktur keluarga ini juga dapat menimbulkan dampak psikologis pada anak hingga jangka panjang.
Beberapa dampak serius yang mungkin saja dialami oleh anak broken home akibat pertengkaran orangtua adalah sebagai berikut :
- Gangguan Perilaku.
- Masalah Emosional.
- Gangguan Mental.
- Masalah keuangan dan pendidikan.
- Anak akan menjadi trauma.
- Rentan terjerumus pada narkoba, pergaulan bebas, pornografi, dan lain-lain.
- Image orangtua berubah di mata anak. Ayah/ibu yang dulunya dinilai sebagai orangtua yang baik, penyayang dan perhatian akan dianggap “orang yang salah” di mata anak.
Bukan hanya pertengkaran orangtua atau perceraian yang berdampak pada psikologis anak, tetapi sikap ayah tidak peduli terhadap keluarga dan jarang di rumah menyebabkan kebencian pada anak karena tidak merasakan kedekatan emosional atau ibu jarang di rumah karena sibuk bekerja menyebabkan tidak merasakan kedekatan emosional. Keluarga yang kurang harmonis menyebabkan anak kekurangan kasih sayang secara psikologis sehingga berpengaruh terhadap perkembangan moral dan psikososial anak.
Bagaimanapun juga konflik rentan muncul di dalam kehidupan, setidaknya kita dapat mengelola emosi dan perilaku agar tetap positif. Jika memang pertengkaran terpaksa terjadi, maka orangtua harus mengusahakan untuk tidak bertengkar di area pandang dan dengar anak, tidak melibatkan kekerasan fisik dan segera temukan solusi yang baik agar masalah segera teratasi.
Untuk mendapatkan bantuan konseling keluarga silahkan hubungi HelpLine : 085829293939, Atau buat janji temu di Smart Talent Psychology Art Center dengan klik link berikut : https://wa.link/vh0phf